Arsip untuk September, 2013

oleh Ust. Alifuddin El Islamy (Sim Siong Thiam)
Di sarikan dari kuliah subuh di Masjid Al-Ikhlash – Sei Panas –  Kota Batam 25 juli 2013
Dalam Surat Surat Ali Imron Ayat 85  Allah SWT Berfirman:
Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.
 
Ayat diatas merupakan salah satu peringatan Allah SWT kepada umat manusia bahwasanya banyak manusia bisa sukses di dunia tapi selama dia belum masuk islam dan menjalankan aturan didalamnya, maka sesungguhnya ia tak akan pernah meraih kesuksesan diakhirat.
Dalam hidup kadang ketika kita berniat menjalankan Ibadah dan semua perbuatan yang baik mesti selalau dihinggapi banyaknya godaan itulah setan. Mau  sholat berjamaah dimasjid terasa berat. Mendengarkan Ceramah terasa ngantuk, makanya nbanyk jamah yang gemar mencari cari sandaran. Dan barang siapa yang mengikutigodaannya setan berarti dia adalah kekasih setan. Bukankah seorang kekasih selalu mebahagiakan pasanganya? (lebih…)

Kisah Feature ini di liput ketika gembar-gembornya pembagian BLSM di IndonesiaBatu Ampar-20130704-00379

Nama lengkapnya adalah Parliyani Lingse, ia seorang wanita kelahiran Kendal sekitar 40an tahun yag lalu, karena ketika batam weekly menanyakan usianya, ia juga lupa yang ia ingat, hanya ia lahir sekitar 40 Tahunan yang lalu. Namun guratan wajahnya menyiratkan usia yang jauh melebihi kenyataannya, cerminan beban yang selama ini dia tanggung. Ia datang ke batam 15 tahun yang lalu saat era reformasi terjadi. Saat itu Ia bekerja dipabrik bersama suaminya, mereka sebelumnya menikah di Kendal. Pertemuan pertama dengan suaminya terjadi di daerah tangerang, saat itu ia bekerja di perusahaan sepatu. Setelah menikah mereka tinggal bersama di batam untuk mendapatkan penghidupan yang lebih baik.

Namun tahun 2002 lalu adalah tahun yang sangat mengubah kehidupan ibu 2 anak ini. Entah Karena masalah apa yang tidak mau ia ceritakan, suaminya mengantarnya pulang  ke kendal bersama dua anaknya yang saat itu masih kecil. Setelah itu suaminya yang asli padang itu meninggalkannya dan hilang entah kemana. Sejak saat itu sang ibu, menitipkan anak-anaknya kepada adik kandungnya dirumah, dan mulai mencari suaminya lalu kembali ke batam. Karena sudah tak mempunyai tempat tinggal akhirnya ia menginap dirumah temannya yang sudah bersuami. Ia bekerja apa saja untuk mencukupi kehidupannya, dari membantu di rumah hingga berjualan keliling. Uang hasil kerjanya selalu ia kirimkan ke anaknya di kampung  yang saat ini sudah duduk dibangku SMP dan SMA. Dan sejak keberangkatannya tahun 2002 silam, bu yanti yak pernah lagi pulang ke rumahnya di kendal, praktis anaknya tak pernah merasakan kasih sayang dari kedua orang tuanya sendiri. Dan hingga saat ini ia juga belum menemukan suaminya. (lebih…)

Al Hayyu bila diartikan secara bahasa artinya adalah hidup. Hal inlah yang menjadi dasar Muhammad Sulton beserta istri untuk mendirikan BMT Alhayyu. Sejak BMT ini didirikan 14 januari 2012, kini sudah memilki 1075 nasabah yang rata-rata perbulan mengelurakan pinjaman sebasar 180-200 juta rupiah. Dari modal awal 20 juta rupiah dalam waktu satu setengah tahun sudah memilki aset hingga 2 Milliar. “kami berusaha membangun komunikasi dan kedekatan emosianal dengan nasabah, sehingga secra perlahan masyarakat percaya” ujar muthiatul rabu pekan lalu.
Yang unik di BMT ini tidak pernah melakukan promosi baik melalui media cetak, baliho atau sejenisnya. Pesatnya perkembangan BMT kini lebih dikarenakan promosi dari mulut ke mulut, dari satu nasabah ke nasabah lainnya. Hal itu terjadi karena banyak yang merasa terbantu dengan adanya BMT alhayyu ini. contohnya seperti anak yang mau ikut UN, atau butuh uang kuliah yang medesak, BMT alHayyu dapat memberikan jaminan kepada sekolah agar anak nasabah bisa tetap mengikuti UN atau meneruskan kuliahnya. “Bahkan ada beberapa buruh yang kehabisan uang diakhir bulan, kami pinjamkan hingga 250.000 tanpa bunga, cukup membayar administrasi sebesar 12.500 saja” ungkap ibu kelahiran blitar ini. (lebih…)